Provinsi Bali, sebagai surga pariwisata yang juga merupakan anugerah dengan keindahan danau-danau alami, mengambil langkah tegas untuk melindungi ekosistem danau dari potensi kerusakan. Dalam upaya untuk mempertahankan keseimbangan alam, beberapa kegiatan telah dilarang secara resmi untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan danau.
1. Pelarangan Okupasi Lahan di Badan Air:
Terdapat larangan keras terhadap okupasi lahan di badan air danau. Hal ini bertujuan untuk melindungi zona pesisir dan menjaga fungsi ekosistem alami yang penting bagi keberlanjutan danau.
2. Pelarangan Penebaran Jenis Spesies Asing:
Untuk mencegah gangguan terhadap biodiversitas lokal, Provinsi Bali melarang penebaran jenis spesies asing di danau. Upaya ini mendukung keberlanjutan flora dan fauna asli danau.
3. Pelarangan Budi Daya Perikanan dengan Keramba Jaring Apung dan Tancap:
Budi daya perikanan menggunakan keramba jaring apung dan keramba jaring tancap pada danau tertutup telah dilarang. Langkah ini merupakan upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap habitat danau, sambil memberikan peluang bagi metode budi daya yang lebih berkelanjutan.
4. Pelarangan Pembuangan Sampah dan Limbah:
Pembuangan sampah dan limbah ke danau merupakan tindakan yang tidak boleh secara tegas. Provinsi Bali telah menggalakkan kampanye untuk pengelolaan sampah yang bijaksana, serta mengimplementasikan regulasi ketat untuk memastikan kebersihan danau.
Kebijakan ini bukan hanya sekadar larangan, tetapi juga merupakan langkah preventif untuk menjaga keberlanjutan ekosistem danau. Upaya ini sejalan dengan Perda 2 Tahun 2023 tentang RTRW Provinsi Bali 2023 – 2043, yang secara tegas mengatur perlindungan, pemeliharaan, dan pelestarian ekosistem danau.
Provinsi Bali berkomitmen untuk menjaga keindahan alaminya dan memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati warisan alam yang tak ternilai. Dengan melibatkan masyarakat dan pihak terkait, Provinsi Bali berharap dapat menciptakan lingkungan yang sehat, lestari, dan harmonis bagi semua.
