Pembangunan Underpass di Bali: Harmonisasi Sosial Budaya dan Kearifan Lokal sebagai Solusi Konkret untuk Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

Bali, pulau yang kaya akan warisan budaya dan kearifan lokalnya, telah menyelaraskan pembangunan underpass sebagai solusi konkret untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Dalam pengembangan infrastruktur ini, pemerintah setempat telah memasukkan nilai-nilai sosial budaya dan kearifan lokal sebagai bagian integral dari proyek. Hal ini tidak hanya menciptakan solusi teknis untuk lalu lintas tetapi juga meresapi proyek dengan budaya dan identitas Bali yang khas.

1. Harmonisasi Arsitektur dengan Kesenian Lokal:

Pembangunan underpass di Bali tidak hanya mengutamakan fungsionalitas tetapi juga memperhatikan estetika yang menggambarkan keunikan seni dan arsitektur Bali. Kesenian lokal seperti ukiran tradisional dan ornamen khas Bali terintegrasikan ke dalam desain underpass, menciptakan harmoni antara infrastruktur modern dan tradisi seni rupa Bali.

2. Partisipasi Masyarakat Lokal:

Sejak awal perencanaan, pemerintah Bali melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan underpass. Keterlibatan ini telah memberikan wadah untuk suara masyarakat dan telah memperhatikan kebutuhan dan keinginan lokal. Kearifan lokal merupakan aspek penting dalam memandu langkah-langkah pembangunan.

3. Upaya Pelestarian Lingkungan dan Kearifan Lokal:

Pembangunan underpass di Bali berfokus pada pelestarian lingkungan alam dan kearifan lokal. Proyek ini mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan sekitar dan melakukan langkah-langkah pelestarian, seperti penanaman tanaman lokal yang khas Bali di sekitar underpass. Langkah ini sejalan dengan kearifan lokal dalam menjaga harmoni antara manusia dan alam.

4. Pemanfaatan Teknologi dengan Sentuhan Lokal:

Pembangunan underpass di Bali tidak hanya menggunakan teknologi modern tetapi juga mencampuradukkan inovasi dengan sentuhan lokal. Misalnya, pemasangan sistem pencahayaan di sepanjang underpass yang terinspirasi oleh lentera tradisional Bali. Ini memberikan pengalaman yang unik dan lokal kepada pengguna jalan.

5. Penguatan Identitas Lokal:

Underpass di Bali bukan sekadar sebuah struktur fisik, tetapi juga menjadi medium untuk memperkuat identitas lokal. Seni-seni rupa tradisional Bali, seperti tarian atau patung, dijadikan inspirasi dalam desain underpass untuk memberikan nuansa khas Bali yang menyatu dengan kemajuan infrastruktur.

6. Pemberdayaan Pengrajin Lokal:

Proyek pembangunan underpass di Bali memberdayakan pengrajin lokal dengan melibatkan mereka dalam pembuatan seni ornamen dan detail lokal yang menghiasi underpass. Ini memberikan dorongan ekonomi langsung kepada komunitas seniman dan pengrajin, sejalan dengan prinsip kearifan lokal tentang saling memberdayakan.

Kesimpulan:

Pembangunan underpass di Bali tidak hanya menjadi solusi teknis untuk kemacetan lalu lintas dan dukungan pertumbuhan ekonomi tetapi juga menjadi cermin kearifan lokal dan kekayaan budaya Bali. Harmonisasi antara kemajuan infrastruktur dengan nilai-nilai sosial budaya lokal menciptakan underpass yang bukan hanya efisien tetapi juga memelihara identitas dan keunikan Bali. Proyek ini menggambarkan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat dicapai dengan memanfaatkan kearifan lokal sebagai pemandu dan inspirasi.

About tarubali PUPRKIM Prov. Bali MaSIKIAN

View all posts by tarubali PUPRKIM Prov. Bali MaSIKIAN →