Peta Geologi Provinsi Bali: Fungsi dan Manfaat

Pengertian Peta Geologi Provinsi Bali

Peta Geologi Provinsi Bali adalah representasi visual dari struktur dan jenis batuan yang terdapat di wilayah Provinsi Bali. Peta Geologi Provinsi Bali adalah peta yang menggambarkan struktur geologi dan jenis batuan yang ada di wilayah Bali. Selain itu, peta jenis tanah juga dapat membantu dalam memahami variasi dan persebaran berbagai jenis tanah atau sifat-sifat tanah di wilayah Bali. Peta ini memiliki manfaat untuk memahami kondisi permukaan bumi, menganalisis secara spasial kondisi geologi, dan mempelajari pengetahuan geologi dan struktur batuan yang ada di wilayah tersebut. Dalam peta ini menyajikan informasi tentang sebaran lapisan tanah, formasi geologi, serta potensi sumber daya alam yang mungkin ada di daerah tersebut. Peta geologi biasanya menggunakan simbol-simbol dan warna untuk membedakan jenis batuan, struktur geologi, dan formasi tanah.

Berikut adalah Peta Geologi Provinsi Bali:

Kondisi Geologi Wilayah Provinsi Bali

Wilayah Provinsi Bali memiliki karakteristik geologi yang sangat beragam, terutama terdiri dari berbagai jenis batuan hasil aktivitas gunung api dan endapan permukaan. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bali, Nusa Tenggara (Purwo-Hadiwidjojo dkk, 1998), berikut adalah komposisi litologi/batuan wilayah di Provinsi Bali:

  1. Aluvium (Qa):
    • Berupa kerakal, kerikil, pasir, lanau, dan lempung.
    • Terdapat di sepanjang leher sepenanjung Prapat Agung, wilayah pesisir dekat pantai di Kabupaten Buleleng, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Badung, dan Kota Denpasar.
    • Merupakan endapan sungai, danau, dan pantai.
  2. Formasi Prapat Agung (Tpsp):
    • Terdiri dari batugamping ter-kars-kan, batupasir gampingan, dan napal.
    • Terdapat di sepenanjung Prapat Agung Kabupaten Buleleng.
  3. Formasi Palasari (QTsp):
    • Terdiri dari konglomerat, batupasir, dan batugamping terumbu.
    • Terdapat di wilayah dataran rendah Kabupaten Jembrana, pesisir dekat pantai Kecamatan Selemadeg Barat Kabupaten Tabanan, dan Labuhan Lalang Kabupaten Buleleng.
  4. Formasi Selatan (Tmps):
    • Terdiri dari batugamping terumbu, setempat napal, sebagian berlapis, terhablur-ulang, dan berfosil.
    • Terdapat di daerah Bukit Kabupaten Badung dan Kepulauan Nusa Penida.

Kondisi Geologi Regional:

Kondisi geologi regional Bali dimulai dengan adanya kegiatan di lautan selama kala Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi oleh batu gamping. Di bagian selatan terjadi pengendapan oleh batu gamping yang kemudian membentuk Formasi Selatan. Di jalur yang berbatasan dengan tepi utaranya terjadi pengendapan sedimen yang lebih halus. Pada akhir kala Pliosen, seluruh daerah pengendapan itu muncul di atas permukaan laut. Bersamaan dengan pengangkatan, terjadi pergeseran yang menyebabkan berbagai bagian tersesarkan satu terhadap yang lainnya. Umumnya sesar ini terbenam oleh bahan batuan organik atau endapan yang lebih muda.

  1. Awal Kala Miosen:
    • Kegiatan lautan selama kala Miosen Bawah menghasilkan batuan lava bantal dan breksi, yang berupa batu gamping.
    • Terjadi pengendapan oleh batu gamping yang membentuk Formasi Selatan.
  2. Kala Pliosen:
    • Akhir kala Pliosen, daerah pengendapan muncul di atas permukaan laut.
    • Terjadi pergeseran yang menyebabkan sesar dan pengangkatan di bagian utara.
  3. Kaldera Buyan-Bratan dan Kaldera Batur:
    • Pada akhir Pliosen, terjadi pergeseran yang menyebabkan terbentuknya Kaldera Buyan-Bratan dan kemudian Kaldera Batur.
    • Pulau Bali mengalami pengangkatan di bagian utara.
  4. Kegiatan Gunung Api:
    • Kegiatan gunung api lebih banyak terjadi di daratan, membentuk gunung api dari barat ke timur.
    • Terbentuknya dua kaldera: Buyan-Bratan dan Batur.
  5. Stratigrafi Regional:
    • Berdasarkan Peta Geologi Bali, batuan tertua kemungkinan berumur Miosen Tengah.
  6. Formasi Batuan:
    • Formasi Ulakan, Formasi Selatan, Formasi Batuan Gunungapi Pulaki, Formasi Prapatagung, Formasi Asah, Formasi Batuan Gunungapi Kuarter Bawah, dan Formasi Batuan Gunungapi Kuarter adalah beberapa formasi batuan yang dapat teridentifikasi.
  7. Bukit Rendah dan Trumbu:
    • Bukit rendah terbentuk pada alas konglomerat dan di atasnya menimbun longgokan kedalam Formasi Palasari.
    • Trumbu terbentuk pada alas konglomerat di daerah Candikusuma sampai Melaya.
  8. Batuan Gunungapi Kuarter:
    • Terdiri dari batuan tufa dan endapan lahar Buyan-Beratan dan Batur, serta batuan gunungapi Gunung Batur, Gunung Agung, dan lainnya.
  9. Aktivitas Gunung Api:
    • Gunung Agung dan Gunung Batur masih aktif di dalam Kaldera Batur.

Fungsi Peta Geologi Provinsi Bali

  1. Identifikasi Batuan dan Formasi Geologi: Peta Geologi membantu dalam mengidentifikasi dan memahami jenis batuan yang ada di Provinsi Bali, termasuk formasi geologi seperti gunung, lembah, dan dataran.
  2. Penelitian Ilmiah: Para ahli geologi dapat menggunakan peta ini sebagai dasar untuk penelitian ilmiah terkait evolusi geologi wilayah tersebut. Informasi dari peta dapat membantu dalam memahami sejarah geologi dan perubahan yang terjadi di masa lalu.
  3. Eksploitasi Sumber Daya Alam: Peta ini dapat berfungsi untuk mengevaluasi potensi sumber daya alam di Provinsi Bali, seperti endapan mineral, bahan tambang, atau sumber daya air bawah tanah.
  4. Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan: Peta Geologi membantu dalam perencanaan tata ruang dan lingkungan. Pemahaman tentang struktur geologi dapat menjadi dasar untuk merencanakan penggunaan lahan yang aman dan berkelanjutan.
  5. Pengelolaan Bencana Alam: Informasi geologi yang terdapat dalam peta dapat berfungsi untuk mengidentifikasi wilayah yang mungkin rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung api, atau tanah longsor.

Manfaat Peta Geologi Provinsi Bali

  1. Konservasi Alam dan Biodiversitas: Pemahaman tentang geologi wilayah dapat membantu dalam melindungi ekosistem dan keanekaragaman hayati yang mungkin dipengaruhi oleh kondisi geologi tertentu.
  2. Pengembangan Infrastruktur: Peta Geologi digunakan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bendungan. Informasi ini membantu memastikan keberlanjutan proyek dan meminimalkan dampak negatif pada lingkungan.
  3. Edukasi dan Pendidikan: Peta Geologi dapat digunakan sebagai alat edukasi untuk mengajarkan masyarakat tentang sejarah geologi daerah mereka dan pentingnya pemahaman geologi dalam pengelolaan sumber daya alam.
  4. Pemantauan Lingkungan: Peta Geologi dapat digunakan sebagai alat untuk pemantauan lingkungan, terutama dalam mendeteksi perubahan kondisi geologi yang mungkin memengaruhi keseimbangan ekosistem.

Peta Geologi Provinsi Bali, dengan demikian, memiliki peran penting dalam pemahaman dan pengelolaan sumber daya alam, mitigasi risiko bencana, dan perencanaan pembangunan yang berkelanjutan. Dengan menggunakan informasi dari peta ini, berbagai kebijakan dan tindakan dapat diarahkan untuk melindungi, melestarikan, dan mengelola wilayah Provinsi Bali secara efektif.

Peta Geologi Provinsi Bali memberikan gambaran tentang komposisi batuan dan sejarah geologi wilayah tersebut. Dengan pemahaman ini, dapat dilakukan penelitian ilmiah, perlindungan terhadap lingkungan, pengelolaan sumber daya alam, dan mitigasi risiko bencana alam. Informasi ini juga menjadi dasar untuk perencanaan tata ruang dan pembangunan yang berkelanjutan di Provinsi Bali.