Peta Morfologi Dasar Laut Provinsi Bali

Peta Morfologi Dasar Laut adalah peta yang menyajikan informasi tentang bentuk dasar laut, termasuk topografi, batimetri, dan struktur dasar laut di suatu wilayah. Iinformasi peta ini dapat mencakup iekosistem laut, keanekaragaman hayati, penggunaan lahan pesisir, zona-zona perlindungan, serta potensi sumber daya laut. Peta ini memiliki manfaat yang penting dalam konservasi dan perlindungan lingkungan, serta dalam pengelolaan sumber daya laut dan wilayah pesisir. Peta Morfologi Dasar Laut juga mendukung pengembangan ekowisata dan pemantauan lingkungan laut.

Bentukan Morfologi Dasar Laut

Berdasarkan standarisasi Topomini Bentukan Dasar Laut Indonesia (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, (2008), morfologi dasar laut di wilayah perairan pesisir Provinsi Bali, terdiri atas:

  1. Dataran atau paparan benua, yaitu perluasan perimeter pada benua yang terhubung dataran pesisir yang merupakan dasar laut dangkal.  Laut sekitar dataran pesisir Pulau Bali dan pulau-pulau kecil di sekitarnya merupakan bagian dari Paparan Sunda.
  2. Cekungan atau Lubuk Laut (Basin), meliputi Cekungan Laut Bali dan Cekungan Selat Bali. Dibedakan menjadi dua morfologi, yaitu Paparan Benua di bagian barat dengan kemiringan dasar laut yang melandai ke arah darat. Dan Lubuk Laut di bagian timur yang merupakan cekungan akibat penurunan dasar laut, mungkin disebabkan oleh lipatan.. 
  3. Palung Laut, meliputi perairan Selat Lombok yang merupakan perairan curam dan dalam.  Di Selat Lombok terdapat garis khayal sebagai garis biologi dan garis geologi sebagai garis Wallace yang membedakan penyebaran fauna Oriental dan Asiatis. Secara geografis, garis Wallace terletak memanjang dari Selat Lombok hingga Selat Makassar.
  4. Lereng Benua (Continental Slope), meliputi perairan selatan Pulau Bali yang menempati regim zona tambahan sebagai sistem Samudera Hindia. Merupakan bagian relief dasar laut yang menurun tajam dan curam, kelanjutan dari landas benua, dengan sudut kemiringan kurang dari 500 menuju ke dalam laut, dan kedalaman antara 200-1.500 m.
  5. Takat (Gosong), berupa gundukan yang terbentuk dari pasir atau kerikil di dasar perairan. Gugusan takat atau gosong terdapat di perairan pesisir utara Pulau Bali bagian barat. Takat tersebut antara lain Kisik Pegametan, Takat Jaran, Takat Penyu, Takat Kembar, Takat Panjang dan Takad Sendang.

Berikut adalah Peta morfologi dasar laut wilayah Provinsi Bali:

Fungsi dan Manfaat Peta Morfologi Dasar Laut Provinsi Bali

Peta Morfologi Dasar Laut Provinsi Bali adalah peta yang menyajikan informasi tentang bentuk dasar laut, termasuk topografi, batimetri, dan struktur dasar laut di wilayah Provinsi Bali. Adapun fungsi dan manfaat peta ini, antara lain:

  1. Informasi Spesifik: Memberikan informasi spesifik tentang kondisi laut dan wilayah pesisir di Provinsi Bali. Seperti lokasi ekosistem penting, zona perlindungan, dan penggunaan lahan pesisir1.
  2. Perencanaan dan Pengelolaan Sumber Daya Laut: Membantu dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya laut
  3. Penentuan Zonasi Wilayah Pesisir: Merupakan alat penting dalam penentuan zonasi wilayah pesisir, yang membantu mengatur penggunaan lahan dan kegiatan di wilayah pesisir1.
  4. Pengembangan Ekowisata: Informasi di peta ini berfungsi untuk merencanakan dan mengembangkan sektor ekowisata di wilayah pesisir1.
  5. Pemantauan Lingkungan: Peta ini berfungsi untuk memantau perubahan lingkungan, termasuk kerusakan lingkungan laut dan pesisir, serta dampak dari aktivitas manusia1.

Peta ini memiliki manfaat yang penting dalam konservasi dan perlindungan lingkungan, serta dalam pengelolaan sumber daya laut dan wilayah pesisir. Peta ini juga mendukung pengembangan ekowisata dan pemantauan lingkungan laut.