Jenis-Jenis Sanggah atau Pamarajan: Representasi Keagamaan dalam Budaya Hindu Bali

Sanggah atau Pamarajan, sebagai bentuk konkretisasi dari Pura Kawitan, memiliki peran penting dalam kehidupan keagamaan masyarakat Hindu di Bali. Artikel ini akan menguraikan beberapa jenis Sanggah atau Pamarajan beserta perbedaan pandangan mengenai terminologi ini dalam masyarakat Hindu Bali.

1. Sanggah Keluarga (Sanggah Kamulan)

Salah satu jenis utama Sanggah atau Pamarajan adalah yang dihubungkan dengan keluarga atau batih. Sanggah Keluarga ini adalah tempat untuk melakukan sembahyang di lingkungan keluarga. Beberapa kalangan berpendapat bahwa istilah Sanggah lebih umum digunakan oleh warga Hindu biasa (orang Jaba), sementara Pamarajan lebih khusus merujuk kepada kaum Triwangsa. Meskipun pandangan ini ada, namun tidak semua kalangan sepakat.

2. Sanggah Triwangsa dan Pamarajan

Pandangan yang berbeda muncul mengenai apakah istilah Sanggah dan Pamarajan benar-benar memiliki perbedaan yang tegas. Beberapa kalangan mengatakan bahwa Sanggah lebih umum dan mencakup semua lapisan masyarakat Hindu, sementara Pamarajan lebih khusus untuk kaum Triwangsa. Namun, pandangan ini masih menjadi perdebatan di kalangan masyarakat.

3. Sanggah Kamulan: Tempat Memuja Leluhur dan Ida Sang Hyang Widi Wasa

Seringkali, Sanggah juga terkenal sebagai Sanggah Kamulan, yang secara harfiah berarti tempat untuk memuja leluhur. Dalam konteks ini, Sanggah tidak hanya menjadi tempat sembahyang, tetapi juga merupakan tempat penghormatan terhadap leluhur dan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Konsep kamulan berasal dari kata “mula” yang berarti awal atau asal-usul keluarga, mencerminkan pentingnya menghormati asal-usul dan leluhur.

4. Palinggih Tri Murti atau Tri Sakti

Dalam tradisi Pasamuhan Agung di Desa Samuhan Tiga, setiap batih atau rumah tangga wajib untuk mendirikan sebuah Palinggih yang berbentuk rong telu (tiga ruang). Palinggih ini memiliki tujuan untuk memuliakan Ida Sang Hyang Widi Wasa dan para dewa pitara. Hal ini sekaligus mencerminkan faham Tri Murti atau Tri Sakti, yang mengakui tiga tiga dewa tertinggi dengan tiga tugas yang berbeda yaitu Brahma, Wisnu, dan Shiva. Sementara itu, Tri Sakti merujuk pada konsep yang mengaitkan tiga dewi (Saraswati, Laksmi, dan Parwati).

Pentingnya Pemujaan dan Pemuliaan

Terlepas dari perbedaan pandangan mengenai terminologi, Sanggah atau Pamarajan memiliki peran sentral dalam pemujaan dan pemuliaan dalam agama Hindu Bali. Dalam keberagaman pandangan, pentingnya mendirikan tempat suci untuk menyembah Ida Sang Hyang Widi Wasa dan leluhur tetap menjadi nilai yang dijunjung tinggi.

Kesimpulan

Jenis-jenis Sanggah atau Pamarajan di Bali mencerminkan keberagaman pandangan dalam masyarakat Hindu. Dari Sanggah Keluarga hingga Palinggih Tri Murti, setiap bentuk memainkan peran khusus dalam menjaga dan memperkuat ikatan spiritual dengan Ida Sang Hyang Widi Wasa serta menghormati leluhur. Meskipun ada perbedaan interpretasi, kesatuan dalam upaya pemuliaan dan pemujaan tetap menjadi nilai utama dalam budaya keagamaan Hindu Bali.

About tarubali PUPRKIM Prov. Bali MaSIKIAN

View all posts by tarubali PUPRKIM Prov. Bali MaSIKIAN →