Danu Kerthi, Tata Ruang dalam Perlindungan Sumber-sumber Air Tawar

Pemerintah Provinsi Bali dibawah kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati akan menata secara fundamental dan komprehensif pembangunan di Bali yang mencakup tiga aspek utama yakni Alam, Krama, dan Kebudayaan Bali berdasarkan nilai-nilai Tri Hita Karana yang dilaksanakan dengan konsep kearifan lokal yakni Sad Kerthi, yaitu atma kerthi, wana kerthi, danu kerthi, segara kerthi, jana kerthi, dan jagat kerthi.

Danu Kerthi, merupakan upaya untuk menjaga dan menyucikan sumber-sumber air tawar, seperti danau, sungai dan sumber-sumber mata air lainnya. Air menjadi kebutuhan sangat vital bagi semua makhluk hidup dan sebagian besar tubuh makhluk hidup terdiri atas air. Untuk menjaga kelangsungan hidup bagi setiap makhluk hidup maka air menjadi komponen sangat penting dalam siklus hidupnya. Ketersediaan air dalam kuantitas dan kualitas tertentu wajib terpenuhi. Untuk menjaga keberlanjutan makhluk hidup maka sumber air perlu dijaga dan dilestarikan dengan baik. Upaya yg dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian air, misalnya dengan menghemat penggunaan air, tidak mencemari sumber mata air dan melaksanakan upakara serta pelestarian Pura Beji dan Ulun Danu.

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali

Prinsip dan upaya untuk melindungi sumber air dengan pendekatan tata ruang , meliputi :

  1. Perlindungan kawasan resapan, tangkapan air dan alur sungai pada seluruh Wilayah Sungai Bali – Penida yang merupakan wilayah sungai strategis nasional terdiri dari 391 (tiga ratus sembilan puluh satu)  daerah aliran sungai (DAS).
  2. Perlindungan, pemeliharaan dan pelestarian ekosistem danau meliputi Danau Batur  di Kabupaten Bangli, Danau Beratan di Kabupaten Tabanan, Danau Buyan, dan Danau Tamblingan di Kabupaten Buleleng.
  3. Perlindungan mata air dan kawasan sekitar mata air.
  4. Pemeliharaan cekungan air tanah (CAT) lintas kabupaten/kota dengan luas kurang lebih  4.381 km2 (empat ribu tiga ratus delapan puluh satu kilometer persegi), meliputi:
    • CAT Denpasar – Tabanan.
    • CAT Singaraja.
    • CAT Amlapura.
    • CAT Negara.
    • CAT Gilimanuk.
    • CAT Nusa Penida.
    • CAT Nusadua; dan
    • CAT Tejakula.
  5. Pengendalian pemanfaatan air tanah.
  6. Konservasi sumber daya air dilaksanakan secara vegetatif dan/atau sipil teknis melalui pendekatan sosial, ekonomi dan budaya.
Air Bagi Masyarakat Bali

Dalam masyarakat Bali terdapat berbagai perangkat kepercayaan tradisional yang merupakan bagian yang terintegrasi dari sistem kepercayaan Agama Hindu yang terbukti memberikan nilai positif bagi pelestarian lingkungan dan kelestarian alam Bali.

Dalam tata ruang kosmik Hindu sumber-sumber air atau tempat yang banyak menampung air dianggap sebagai salah satu tempat suci. Air yang murni (suci) baik dari kelembutan (mata air), danau, campuhan (pertemuan dua buah sungai atau anak sungai) loloan (pertemuan sungai dengan laut) mempunyai kekuatan yang menyucikan. Air merupakan salah satu unsur penting dalam upacara keagamaan Hindu. Untuk membuat tirta, air biasanya diambil dari mata air tertentu. Pada saat-saat tertentu (misalnya Hari Raya Nyepi) masyarakat Hindu melakukan upacara melasti ke sumber-sumber air, seperti danau, campuhan, atau ke laut (segara kerthi). Air sungai atau mata air dalam fungsinya sebagai tirta, dalam prosesi upacara dipakai untuk memerciki bagian kepala, tubuh, dan kemudian diminum. Karena itu, air sungai atau mata air harus tetap bersih dan tidak tercemar. Karena fungsinya tersebut masyarakat selalu berusaha untuk menjaga agar kondisi atau kualitas air tetap terjaga. Jadi secara sadar atau pun tidak mereka telah melakukan penjagaan dan konservasi terhadap lingkungan mata air. Bagi krama subak air sangat bermakna dalam kehidupan mereka . Secara teknis air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi mereka agar dapat melaksanakan aktivitas kehidupan bertani. Secara religius mata air diyakini sebagai sumber kesejahteraan mereka. Hal ini dapat dilihat melalui aktivitas-aktivitas keagamaan yang dilakukan petani selalu berorientasi pada pura-pura yang terletak pada sumber-sumber air utama, yaitu Pura Ulun Suwi dan Pura Ulun Danu.

Ngiring sikiang manah… Ayo bersama menata ruang untuk mewujudkan wilayah Provinsi Bali yang berkualitas, aman, nyaman, produktif, berjatidiri, berdaya saing dan berkelanjutan dalam rangka pelestarian alam, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perlindungan Budaya Bali berlandaskan Tri Hita Karana dan Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Situs terkait : http://fwatcher.fwi.or.id/merawat-air-dengan-kearifan-lokal-di-bali/