Bathimetri

Bathimetri merupakan data kedalaman laut yang ditampilkan dalam bentuk kontur isoline. Bathimetri memberikan gambaran tentang morfologi dasar laut (perairan). Data bathimetri diperoleh dari pengukuran lapangan menggunakan pemeruman echosounder yang terintegrasi dengan global position system (GPS) pada titik-titik tertentu.
Data pengukuran lapangan diolah menggunakan interpolasi spasial sehingga menghasilkan garis kontur kedalaman laut. Garis kedalaman tersebut digunakan untuk membuat peta bathimetri yang memberikan gambaran topografi dasar laut.

Informasi kedalaman laut sangat penting untuk menentukan alokasi pola ruang laut. Setiap peruntukan di laut memiliki karakteristik masing-masing sesuai dengan kriteria kesesuaian pemanfaatannya. Di antaranya alokasi ruang untuk pariwisata, pelabuhan, pertambangan, perikanan budidaya, perikanan tangkap demersal dan pelagis, industri maritim, konservasi, alur, serta reklamasi.

Selain itu, informasi bathimetri juga dapat digunakan untuk meningkatkan eksplorasi dan memanfaatkan sumber daya perikanan dan kelautan.

Data bathimetri menjadi salah satu sumber data untuk analisis spasial kesesuaian wilayah untuk kegiatan budidaya pantai seperti untuk informasi lokasi yang baik untuk pemasangan keramba apung di laut. Data bathimetri juga dibutuhkan untuk menganalisis daerah penangkapan ikan khususnya untuk ikan demersal.

Berdasarkan Peta Bathimetri (PUSHIDROS TNI-AL, 2017), perairan pesisir Provinsi Bali umumnya tergolong perairan dalam dan curam. Hal ini menurut Barber et al. (2000) dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (2008) dikarenakan perairan laut di sekitar Pulau Bali merupakan zona transisi dari Paparan Sunda di bagian barat dan Paparan Sahul di bagian timur.

Dilihat dari Peta Bathimetri, pola kontur dasar laut pada jarak 12 mil laut cenderung tegak lurus garis pantai yang menandakan Cekungan Bali ini mempunyai kedalaman dasar laut meningkat secara gradual dari barat kearah timur. Kedalaman maksimum perairan pesisir di ujung barat Pulau Bali adalah kontur 200 m, meningkat hingga mencapai 1.300 m mendekati Selat Lombok.

Pola bathimetri perairan Selat Bali di wilayah Kabupaten Jembrana umumnya sejajar garis pantai pada kontur di bawah kedalaman 100 m, sedangkan kontur di atas 100 m lebih berkelok-kelok.