BALI ERA BARU: HIJAU, TANGGUH, SEJAHTERA

Tugas besar bangsa kita saat ini adalah bagaimana kita sukses menghadapi atau melakukan containment terhadap COVID-19. Kemudian kita melaksanakan pemulihan ekonomi dan transformasi ekonomi. Yang penting, redesain transformasi ekonomi kita letakkan sebagai sebuah dasar yang kokoh agar kita tidak bermimpi, tapi bisa menjemput kenyataan Menuju Indonesia Emas 2045”
(Menteri PPN/Bappenas, 4 Agustus 2021)

Bahwa pandemi COVID-19 berdampak negatif terhadap pembangunan di Provinsi Bali yang rentan terhadap guncangan di sektor pariwisata. Oleh karena itu, selain strategi pemulihan juga diperlukan strategi transformasi ekonomi agar Provinsi Bali mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Strategi transformasi tersebut diharapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi Bali supaya lebih terdiversifikasi dan tidak tergantung hanya kepada pariwisata serta membangun EKONOMI KERTHI BALI menuju BALI ERA BARU yang HIJAU, TANGGUH DAN SEJAHTERA sekaligus mendukung tercapainya Visi Indonesia 2045.

Strategi transformasi ekonomi menuju Bali era baru yang hijau, tangguh dan sejahtera meliputi beberapa agenda transformasi yaitu:

1) Bali Pintar dan Sehat
Bali Pintar dan Sehat

Manusia adalah pelaku sekaligus penerima manfaat utama dalam proses pembangunan ekonomi. Sehingga pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah bagian terpenting dalam pembangunan ekonomi. Penguatan kapasitas dan kapabilitas SDM adalah tujuan akhir dari pembangunan. Dengan demikian transformasi ekonomi Bali memerlukan SDM yang pintar dan sehat agar pembangunan ekonomi dapat berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2) Bali Produktif
Bali Produktif

Peningkatan produktivitas berperan penting untuk mencapai perekonomian yang mampu tumbuh tinggi dan berkelanjutan. Peningkatan produktivitas perlu dilakukan pada seluruh sektor (within sector), diiringi dengan pergeseran struktur ekonomi menuju sektor-sektor bernilai tambah tinggi (between sectors). Pada dasarnya Provinsi Bali memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan produktivitas dengan melakukan peningkatan kualitas tenaga kerja dan diversifikasi sektor ekonomi. Upaya peningkatan produktivitas dilakukan dengan melakukan peningkatan produktivitas tenaga kerja, modernisasi pertanian, industrialisasi, penguatan pariwisata, serta penguatan UMKM dan ekonomi kreatif.

3) Bali Hijau
Bali Hijau

Transformasi ekonomi Bali perlu memperhatikan kelestarian lingkungan sehingga sumber daya alam Bali dapat dikembangkan secara optimal untuk kebutuhan saat ini maupun untuk generasi mendatang, yang diwujudkan ke dalam pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkualitas, dan berkelanjutan. Hal tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan, pemanfaatan transportasi yang ramah lingkungan, memperbaiki pengelolaan sampah dan limbah berbahaya, melakukan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta menerapkan pembangunan blue economy.

4) Bali Terintegrasi
Bali Terintegrasi

Terciptanya integrasi ekonomi internal Bali dan antara Bali dengan wilayah lain merupakan komponen penting dalam transformasi ekonomi Bali. Integrasi ekonomi dapat membantu upaya diversifikasi ekonomi serta meningkatkan aktivitas perdagangan domestik dan internasional. Hal tersebut dicapai dengan memperkuat konektivitas internal Bali dan antara Bali dengan luar negeri dan kawasan lain seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan bagian timur Jawa Timur, serta penguatan Bali sebagai bagian dari rantai pasok domestik dan global.

5) Bali Smart Island
Bali Smart Island

Digitalisasi di berbagai bidang tidak bisa dihindari di masa depan karena sudah menjadi sebuah keniscayaan untuk akselerasi peningkatan ekonomi, termasuk bagi Bali yang memiliki potensi di pariwisata. Digitalisasi berpotensi mendorong inovasi, menghasilkan efisiensi ekonomi dan lingkungan, serta meningkatkan produktivitas, termasuk di sektor pariwisata (OECD, 2017). Kondisi tersebut sejalan dengan keunggulan komparatif (comparative advantage) Provinsi Bali di sektor pariwisata. Digitalisasi di Bali menuju Bali Smart Island dicapai dengan mempercepat pembangunan infrastruktur digital, meningkatkan kualitas SDM digital, mempercepat pemanfaatan teknologi digital di berbagai sektor, dan menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan ekosistem digital termasuk regulasi dan kebijakan yang mendukung.

6) Bali Kondusif
Bali Kondusif

Untuk melaksanakan berbagai agenda transformasi ekonomi Bali dengan baik, diperlukan kondisi Bali yang kondusif. Hal tersebut diupayakan melalui penguatan berbagai faktor pengungkit (enabler) di antaranya penguatan keuangan daerah, peningkatan pembiayaan inovatif, perbaikan kemudahan berusaha, serta percepatan reformasi birokrasi dan kelembagaan.

Buku Transformasi Ekonomi Bali : Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali Menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh dan Sejahtera