Konsep Tri Hita Karana: Bhuta Hita dalam Melestarikan Lingkungan

Konsep Tri Hita Karana adalah konsep filosofis dari Bali yang menggarisbawahi tiga prinsip penting untuk mencapai keseimbangan dan keharmonisan dalam kehidupan manusia. Salah satu aspek utamanya adalah Bhuta Hita, yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam semesta.

Indraa ya dyaava osadhir uta aapah Rayim raksanti jirayo vanani
Artinya
Lindungilah sumber sumber kekayaan alam seperti atmosfir tanaman tumbuh tumbuhan berhasiat obat sungai sungai sumber air, dan hutan belantara Mantram ini memberi pesan munculnya konsep butha hita alam semesta sebagai penyebab kebahagiaan yang wajib dipelihara dan dilestarikan melalui konsep yadnya atau perbuatan tulus ikhlas sebagai perintah Tuhan yang merupakan kewajiban untuk melaksanakan Rna membayar utang agar terjadi keharmonisan dengan alam sebagai sumber kehidupan dan tidak terjadi bencana alam yang disebabkan karena ulah manusia Jadi menyayangi alam melalui suatu upacara Hindu Bhuta Yadnya sama sekali bukan berarti menyembah berhala akan tetapi murni merupakan perwujudan bentuk kasih sayang menurut konsep Hindu.

Reg. Veda III.51.5

Pada zaman dahulu, menurut kepercayaan Hindu, Prajapati menciptakan alam semesta dan mahluk-mahluknya melalui persembahan Yajna, upacara suci dalam agama Hindu. Melalui Yajna ini, manusia wajib untuk hidup selaras dengan alam semesta dan memberikan kembali kepada alam dengan melakukan perbuatan suci, seperti menanam pohon.

Salah satu cara untuk mempraktikkan konsep Bhuta Hita adalah dengan menjaga lingkungan alam, termasuk dengan menanam pohon. Pohon memberikan banyak manfaat bagi alam semesta, termasuk menyediakan oksigen yang kita butuhkan untuk bernapas. Dengan menanam pohon, kita tidak hanya memberi kembali kepada alam, tetapi juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan hidup.

Melaksanakan perbuatan sebagai persembahan suci akan dapat membawa keberkahan dan kebahagiaan bagi manusia dan alam semesta secara keseluruhan. Dengan demikian, konsep Tri Hita Karana, khususnya Bhuta Hita, mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam. Ini juga akan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sebagai bagian dari upaya mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan yang berkelanjutan.

Bencana Dalam Perspektif Agama Hindu

Yajur Veda XXXX.1 :
Isyavasam idam jagat Sarvam jagat yat kim Ca Jagat ya jagat

Artinya
Tuhan Yang Maha Esa berstana di alam semesta Bhuwana Jagad Agung baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
“Sesungguhnya Tuhan itu memenuhi seluruh alam semesta ini Tuhan berada di dalam alam semesta maupun di luar alam semesta”

Dalam perspektif Agama Hindu, bencana merupakan bagian dari kekuatan alam oleh Tuhan Yang Maha Esa. Kutipan Ayat Yajur Veda XXXX.1 menegaskan bahwa Tuhan berada di seluruh alam semesta, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Ini menggambarkan bahwa Tuhan hadir di dalam alam semesta dan juga di luar alam semesta, serta menjadikan alam semesta sebagai tempat-Nya.

Dalam konteks ini, bencana alam dipandang sebagai bagian dari tata kehidupan yang diatur oleh Tuhan. Meskipun tidak sepenuhnya dipahami atau dapat dimengerti oleh manusia, bencana tersebut merupakan bagian dari rencana Tuhan yang misterius. Namun, hal ini tidak berarti bahwa manusia tidak memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan merawat alam semesta.

Dalam Agama Hindu, konsep karma juga berperan penting. Karma mengajarkan bahwa tindakan manusia dalam kehidupan ini akan mempengaruhi nasib mereka di masa depan. Dalam konteks bencana alam, pemeliharaan alam dan tindakan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dapat membawa dampak positif pada kehidupan manusia.

Jadi, meskipun bencana alam dipandang sebagai bagian dari rencana Tuhan, manusia harus ingat/eling untuk menjaga dan merawat alam semesta serta bertanggung jawab atas tindakan mereka terhadap lingkungan. Dengan demikian, perspektif Agama Hindu menekankan pentingnya kesadaran lingkungan dan tindakan yang bertanggung jawab sebagai upaya untuk mengurangi dampak bencana alam dan memelihara keharmonisan dengan alam semesta.

About tarubali PUPRKIM Prov. Bali MaSIKIAN

View all posts by tarubali PUPRKIM Prov. Bali MaSIKIAN →