Kawasan Nusa Penida, yang terdiri dari tiga pulau utama — Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan — adalah mutiara tersembunyi Bali yang kini menjadi destinasi unggulan dunia. Sebagai bagian integral dari Provinsi Bali, kawasan ini memiliki profil geografis dan administratif yang unik, menjadikannya wilayah yang strategis dalam konteks pembangunan pariwisata berkelanjutan dan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
1. Profil Geografis dan Karakteristik Alam
Secara geografis, gugusan pulau ini terletak di tenggara Pulau Bali, dipisahkan oleh Selat Badung. Nusa Penida adalah pulau terbesar, dengan topografi yang didominasi oleh perbukitan karst dan tebing-tebing curam di sisi barat dan selatan yang langsung menghadap Samudra Hindia. Tebing-tebing ikonik seperti di Pantai Kelingking dan Atuh Beach menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.
Sementara itu, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, yang lebih kecil dan saling terhubung oleh jembatan, memiliki topografi yang lebih landai dengan hamparan pantai berpasir putih, hutan mangrove, dan laguna biru. Kawasan ini juga dikenal sebagai surga bagi penyelam dan snorkeler karena kekayaan biota lautnya, termasuk kehadiran ikan Manta dan Mola-Mola.
2. Profil Administratif
Secara administratif, gugusan tiga pulau ini merupakan satu kesatuan wilayah yang dikenal sebagai Kecamatan Nusa Penida. Kecamatan ini berada di bawah yurisdiksi Kabupaten Klungkung, yang memiliki luas wilayah daratan sekitar 202,84 km². Kecamatan Nusa Penida terdiri dari 16 desa, yang tersebar di ketiga pulau tersebut.
Meskipun secara fisik terpisah dari pulau utama Bali, status administratif ini menjadikan Nusa Penida sebagai bagian tak terpisahkan dari tata kelola pemerintahan Provinsi Bali. Kedekatan geografisnya dengan Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Gianyar juga menjadikannya koridor strategis untuk pengembangan pariwisata regional.
3. Potensi dan Tantangan Pembangunan
Sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Nusa Penida memiliki potensi besar untuk pengembangan ekowisata, pariwisata bahari, dan pariwisata budaya. Keunikan alamnya menjadi daya tarik yang sangat kuat. Namun, dengan pertumbuhan pariwisata yang pesat, kawasan ini juga menghadapi tantangan besar, seperti masalah ketersediaan air bersih, pengelolaan sampah, dan kebutuhan akan infrastruktur yang memadai.
Pengembangan di Nusa Penida harus dilakukan dengan pendekatan yang sangat hati-hati dan berkelanjutan. Penataan ruang harus memastikan bahwa setiap pembangunan sejalan dengan daya dukung lingkungan dan daya tampung pariwisata, sehingga keindahan alam dan kearifan lokal tetap terjaga. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa Nusa Penida tidak hanya menjadi tujuan wisata, tetapi juga model pembangunan yang harmonis dan lestari bagi generasi mendatang.